Hello, I'm Admin of weblogtemplates and this is our new blogger template, Vip.
It is extremely easy to configure and use. Designed to show your Web design or web development portfolios.
No complex stuff. Your logo, your articles & your social links. Easy stuff!

ternyata hitler tidak se rasis yang kita kira

Tidak ada komentar
elama ini orang beranggapan bahwa Hitler adalah seorang rasialis yang sangat mengagungkan ras Arya sekaligus menindas ras lainnya. Tapi tahukah anda bahwa selama berlangsungnya Perang Dunia II, Hitler dan angkatan perangnya merekrut para prajurit sukarelawan non-Eropa, yang tidak berkulit putih dan jelas-jelas bukan ras Arya! Mereka datang dari belahan dunia yang berbeda.
Sebagian foto ini, saya yakin, akan membuat anda terkejut…
hittler sendiri membangun kekuatan yg bukan dari ras arya sediri dan memasukan mereka dalam pasukan khusus yaitu SS handscar

Sukarelawan Arab dalam tubuh Deutsche Afrikakorps (DAK), pasukan Jerman di Afrika Utara

Sukarelawan bangsa India (Legion Freies Indien) dalam tubuh Heer

Para anggota Legion Freies Indien berpose bersama

Seorang anggota Legion Freies Indien

Sukarelawan India yang tampaknya telah makan asam garam pertempuran, terbukti dari medali yang dengan bangga dipampangkan di seragamnya. Setidaknya si bapak bergigi ala penyanyi rap ini adalah jago dalam perang infanteri!

Seorang sukarelawan asal Azerbaijan sedang menari lagu tradisional dengan diperhatikan oleh rekan-rekannya

Seorang ulama Chechnya sedang membacakan ayat suci di tengah para sukarelawan Nazi asal Kaukasus. Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak dari para pejuang Chechnya pro-Jerman yang dieksekusi atau dikirim ke gulag di Siberia oleh Soviet karena Stalin menganggap mereka adalah para pengkhianat negara

Kalau yang sipit-sipit ini adalah sukarelawan dari Korea

Selain sebagai Sekutu, Jepang juga mengirimkan para prajuritnya untuk menjadi sukarelawan Third Reich

Para prajurit Heer asal Turkmenistan sedang mengantri jatah ransum mereka

Jenderal Wehrmacht sedang menginspeksi pasukan sukarelawan berkulit kuning dan bermata sipit

Yang ini adalah sukarelawan dari Asia Timur yang tertawan bersama prajurit Jerman lainnya dan sedang didata oleh tentara Sekutu

Huahahahaha!!! Bagi yang masih belum ngeh, saya berkulit hitam, Brow!

yg ini dari kesatuan yg lain..

SS-Gruppenführer Artur Phleps, komandan Divisi Gunung Sukarelawan SS ke-8 ‘Prinz Eugen’, sedang mencoba memakai tarbus khas Handschar, fez, dalam kunjungannya ke Zagreb di bulan Februari/Maret 1943

Sampul majalah ‘Wiener Muftrierte’ terbitan tahun 1944 dengan judul “Der Grossmufti von Jerusalem bei den bosnischen Freiwilligen der Waffen-SS” yang artinya : Mufti Besar Yerusalem (Amin Al-Husayni) bersama dengan sukarelawan Waffen-SS asal Bosnia

Unit artileri dari Divisi Gunung SS ke-13 ‘Handschar’ sedang beraksi

Para prajurit Handschar sedang melaksanakan shalat berjamaah di pagi hari (mungkin shalat Ied. Untuk mengetahuinya, cukuplah diketahui kalau peristiwa ini terjadi pada bulan November tahun 1943). Masihkah anda para Muslim membenci Nazi dan bersimpati dengan Yahudi?

Mufti Besar Yerusalem Sayid Amin Al-Husayni bertemu dengan Adolf Hitler di Berlin, 9 Desember 1941. Dalam pertemuan pertama tersebut Hitler begitu terkejut ketika mendapati “orang Arab” ini berkulit putih, berambut pirang dan bermata biru seperti layaknya orang Nordik!

Para prajurit Handschar sedang bahu-membahu menarik entah apa (kebo?)

Ini mungkin foto paling terkenal dari sukarelawan asal Bosnia di tubuh SS. Mereka tergabung dalam Divisi Gunung SS ke-13 ‘Handschar’. Bayangkan, sukarelawan Muslim di tubuh pasukan elit Nazi!

Dalam mencermati perjalanan sejarah, kita tentu harus menilainya dengan keadaan di masa itu sendiri. adalah fakta yang tidak terbantahkan bahwa Muslim Bosnia, dan juga banyak Muslim lainnya di masa Perang Dunia II bersekutu dengan Nazi Jerman. Jumlah pasukan Muslim yang bergabung dengan Nazi cukup banyak: sekitar 5.000 orang Arab, 2.000 Muslim India, 40.000 Muslim Bosnia dan Sandzak, 30.000 Muslim Albania, 75.000 Muslim Kaukasus Utara, 40.000 Muslim Tartar Volga, 180.000 Muslim Turki, 20.000 Muslim Tatar Krim, dan juga 200.000 Muslim Soviet dimana yang terakhir ini bertugas sebagai tenaga pembantu dalam berbagai pekerjaan kasar dalam Wermacht atau angkatan perang Nazi Jerman (baca: Legiun Muslim Hitler; N. Hidayat; Nilia Pustaka, 2007)
Bahkan ada juga orang Indonesia yang menjadi bagian dari tentara Nazi Jerman (meskipun tidak diketahui apakah dia muslim atau bukan). Walau sejarah Indonesia tidak banyak membuka diri terhadap jasa Nazi Jerman atas perang kemerdekaan Indonesia, namun jasa pasukannya Adolf Hitler ini bagaimana pun ada. Ini fakta : Salah satu instruktur pertama badan intelijen resmi Indonesia adalah seorang perwira U-Boat Nazi Jerman yang mendarat di Jawa. Kolonel Zulkifli Lubis, bapak intelijen Indonesia, dilatih olehnya.
Bukan itu saja, di Indonesia pun pernah berdiri partai yang mengekor partai Nazi, walau tidak mendapat sambutan meriah kala itu (baca: Orang Nazi dan Partai Nazi di Indonesia: Kaum Pergerakan Menyambut Fasisme; Wilson; Komunitas Bambu, 2008)
Dalam Perang Dunia II, Mufti Palestina AlHusayni memang bersekutu dengan Nazi dan kawan baik dari Adolf Hitler. Mereka di kala itu saling memanfaatkan. Sejarah sekarang, dengan berbagai dokumennya yang telah dideclassified-kan, telah membongkar fakta jika segala ‘kebuasan’ Nazi Jerman dalam Perang Dunia II ternyata didukung penuh dengan dana amat besar dari Rockefeller dan kakek George Walker Bush, dua keluarga berpengaruh Yahudi Dunia. Al-Husayni tentu saat itu, sepertinya, tidak tahu akan fakta jika Hitler pun tengah diperalat Yahudi!
Dan tentang permusuhan Yahudi terhadap umat Islam, itu bersifat abadi hingga akhir zaman. Jadi, bukan karena Muslim Bosnia sekutu Nazi Jerman yang menyebabkan itu, tapi karena Yahudi adalah tentaranya Dajjal dan Muslim adalah tentaranya Muhammad SAW.
Dalam hubungannya dengan Nazi, puluhan ribu Muslim Bosnia direkrut Hitler dan dikelompokkan ke dalam Brigade Handjar atau yang resminya bernama 13. Waffen Gebirgs Division de SS ‘Handschar’ (kroatische Nr.1). Ini legiun Muslim Bosnia pertama yang direkrut di akhir tahun 1943.
Pada Juli 1944, dibentuk Legiun Muslim Bosnia kedua bernama 23. Waffen Gebirgs Division der SS ‘Kama’ (kroatische Nr.2) atau Brigade Kama. Kedua legiun atau brigade ini akhirnya digabungkan Himmler menjadi satu kesatuan yakni IX. Waffen-Gebirgs Korps der SS (kroatisches). Pasukan ini menderita kekalahan mengikuti kekalahan pasukan induknya, Nazi-Jerman, dan menyerah kepada pasukan Inggris di Saint Veit de Glan di Austria, 12 Mei 1945.
Siapakah Imam Al-Husayni? Dia adalah seorang Mufti Besar Palestina sejak 1921 hingga 1948. Keturunan Klan Husayni ini sangat keras menentang rencana perpindahan kaum Yahudi yang terserak di seluruh dunia ke Palestina, sebagaimana mandat dari Kongres Zionis Internasional I di Basel, Swiss, tahun 1897. Sebab itu, Inggris yang mendukung penuh rencana Zionis Yahudi itu memburunya. Pada tahun 1941 Husayni bertemu empat mata dengan Adolf Hitler. Hitler terkagum-kagum padanya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

PBB

Tidak ada komentar
organisasi PBB sekelas dunia itu tidak lain adalah produk akal-akalan atau tipu muslihat orang-orang Yahudi. Ada banyak bukti, bahwa lahirnya PBB dan segala keputusan dan tindakannya adalah buah dari konsep organisasi bawah tanah Freemasonry produk Yahudi dan kaki tangannya untuk melindungi gerakan zionisme dan kepentingan Eropa Barat serta Amerika Serikat yang merupakan teman mesranya negara Israel.


Berikut ini bukti-bukti skenario Yahudi Di PBB.
Pertama, pencetus organisasi bathil dunia PBB adalah Franklin D. Roosevelt, seorang masonic dan sekaligus Presiden Amerika Serikat. Perlu diketahui tentang adaya aturan mengikat yang menjadi rahasia umum bahwa seluruh Presiden Amerika harus anggota Fremasonry dan otomatis sebagai pendukung Zionis Israel.


Kedua, konseptor Piagam PBB adalah Organisasi Yahudi Lions Club yang diundang secara khusus pada 25 April 1945 di San Francisco.


Ketiga, Lambang PBB berupa gambar bola dunia dengan garis lintang dan bujur membentuk 33 kolom adalah melambangkan 33 tingkatan dalam organsasi rahasia Freemasonry produk yahudi.


Keempat, slogan yang selalu diungkapkan oleh Freemasonry dan Lions Club adalah kebebasan, persaudaraan, dan kesetaraan (versi yahudi) adalah sama dengan muatan Piagam PBB.


Kelima, adanya lembaga keuangan di bawah PBB seperti Bank Dunia dan IMF telah nyata-nyata menerapkan sistem ribawi yang mencekik negara berkembang dan menebalkan kantong negara-negara maju dengan program "pinjaman lunak" jangka panjang yang bunganya bisa naik sampai seratus persen setiap tahunnya karena menggunakan kurs mata uang Amerika dan Eropa. Sedangkan sistem perbankan pertama kali muncul pada abad ke-18 selepas Perang Salib, oleh para "Kesatria Templar" penganut faham Freemasonry. Mereka menumpuk uang dan emas dengan menerapkan sistem chek dan bunga bagi para penjiarah yang mengunjungi Kota Yerusalem. Kemudian pada abad berikutnya baru muncul perbankan modern di Inggris milik seorang Yahudi bernama Rockefeller. Mereka memandang masa kejayaan agama telah berakhir dan digantikan Kekuatan Emas dan Penguasaan Informasi.


Keenam, menggunakan strategi mafia yaitu menjadi "sutradara dibalik layar". Strategi ini dgunakan untuk menutupi kejahatan ideologi rasismenya yang semakin disorot masyarakat dunia. Oleh karena itu digunakanlah orang-orang selain kelompok mereka yang dapat dijadikan terompet atau corong suara yang berpihak kepada kepentingan zionis Israel dan negara barat pendukungnya. Dengan cara ini, PBB tampak seolah-olah suatu lembaga dunia yang mewakili kepentingan seluruh bangsa.


Sebagai buktinya...dalam dua kepemimpinan sekretaris jenderal PBB terakhir dijabat oleh wakil Afrika (Kofi Anan) dan wakil Asia (Ban Ki-moon). Kemudian ada Muhammad el Baradai (wakil Arabia) sebagai ketua Komisi Atom. Namun mereka ini tidak lebih sebagai "boneka jinak" yang sudah dipilih dan diprogram untuk siap tunduk dan melayani kepentingan Zionis Israel. Walaupun terkadang ada lontaran kecaman mereka terhadap kedzaliman Zionis Israel dan negara maju namun tidak lebih dari tipuan dalam dunia media. Cara inipun digunakan pemerintah Amerika Serikat dengan menunjuk Collin Powel, Condoliza Rice, dan senator Barrack Obama dari ras kulit hitam Afrika untuk menjadi umpan bagi kepentingan kelompok Yahudi dan Barat.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Tidak ada komentar

Mengungkap Fakta atau Rekayasa Tragedi 45 Tahun G-30S PKI



Tepat 30 September , 45 tahun yang lalu Indonesia diguncang suatu tragedi yang sangat memilukan sejarah dan catatan perjalanan bangsa. Para Jendral dan Petinggi Angkatan Darat saat itu dibunuh secara sadis dan tidak berperikemanusiaan.

Hingga akhir kekuasaan rezim Soeharto semua orang percaya bahwa semua itu adalah perbuatan yang diotaki oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan di pelajaran sejarah pun di catatkan kronologi menurut kepentingan penguasa saat itu. Namun ketika orde reformasi dan tumbangnya rezim orde baru sepeninggal Soeharto dimana kebebasan berbicara terbuka lebar mulailah terkuak satu persatu kejanggalan skenario sejarah yang selama ini dicatatkan.

Dalam buku Sejarah kelas 3 kurikulum 1994 ditulis bahwa PKI yang menjadi dalang peristiwa Gerakan 30 September 1965. Dimana peristiwa itu mengigatkan kita bahwa PKI selalu berusaha mencari kesempatan untuk melakukan Kudeta (perebutan kekuasaan).

Dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa Aidit menugaskan Kamaruzaman alias Syam sebagai Ketua Biro Khusus PKI untuk merancang dan mempersiapkan perebutan kekuasaan. Kemudian biro ini melakukan pembinaan terhadap perwira-perwira ABRI diantaranya adalah Brigjen Supardjo dan Letkol Untung dari TNI AD, Kolonel Sunardi dari TNI AL dan Letkol Anwas dari Kepolisian. PKI menyadari bahhwa hambatan untuk mencapai tujuannya adalah TNI AD. Oleh karena itu pada tanggal 30 September 1965 sebelum subuh tanggal 1 Oktober 1965 upaya penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira tinggi TNI AD dilancarkan. Di buku tersebut juga dipaparkan bahwa penumpasan pemberontakan G30S/PKI dilakukan oleh ABRI dan rakyat yang setia kepada Pancasila. Mayjen Soeharto sebagai Panglima Kostrad (Komando Strategi Angkatan Darat) mengambil langkah-langkah untuk memulihkan kembali keadaan.

Kebutuhan akan rekonstruksi sejarah, yang terasa berkenaan dengan tumbuhnya kebingungan masyarakat awam mengenai sejarah G30S/PKI seperti yang telah mencuat melalui media massa. Ironisnya hampir seluruh informasi baru diekspos oleh media tersebut bertolak belakang dengan buku SMP kelas 3 1994. Pemaparan baru fakta dan opini dibalik G30S/PKI itu pada pokoknya ingin mengubah peran dan posisi Jendral Soeharto terhadap G30S/PKI yakni pemberantas yang cekatan dan jitu menjadi terlibat atau tersangka.

Adapun pemaparan baru tentang fakta dan opini di balik G30S/PKI itu, ingin merubah total peran dan posisi Soeharto terhadap G30S/PKI yakni sebagai sebagai pemberantas yang cekatan dan jitu mejadi terlibat atau tersangka.

Fakta-fakta tersebut antara lain:

1. Pengakuan Kol. A. Latief (gembong PKI) bahwa dua kali ia memberitahukan kepada Soeharto tentang rencana penindakan terhadap sejumlah jendral. Dalam bahasa laten menghadapkan Dewan Jendral kepada Presiden. Namun Soeharto yang pada saat itu Panglima Kostrad tidak mengambil inisiatif melapor kepada atasannya. Dia diam saja dan hanya manggut-manggut mendengar laporan itu. Latief menginformasikan rencana penindakan terhadap pera Jendral itu dua hari dan enam sebelum hari H.

2. Fakta bahwa sebagai perwira tinggi dengan fungsi pemandu di bawah Pangab Jendral A. Yani, Soeharto tidak termasuk sasaran G30S/PKI. Ini bisa dipertanyakan, mengingat strategisnya posisi Kostrad apabila Negara dalam keadaan bahaya. Kalau betul Soeharto tidak berada dalam Inner Cycle gerakan, kemungkinan besar ia termasuk dalam daftar korban yang dihabisi di malam tersebut.

3. Hubungan emosional cukup dan amat dekat Soeharto dengan para pelaku PKI yakni Untung dan Latief sedangkan Sjam termasuk kolega Soeharto di tahun-tahun sesudah Proklamasi.

4. Menurut penuturan Mayjen (Purn) Mursjid, 30 September malam menjelang 1 Oktober 1965 itu pasukan Yon 530/Brawijaya berada di sekitar Monas. Padahal tugas panggilan dari Pangkostrad Mayjen Soeharto adalah untuk defile 5 Oktober.

5. Mayjen (Purn) Suharjo, mantan Pangdam Mulawarman yang sama-sama dalam tahanan dengan Mayor (Purn) Soekardi, eks Wadan Yon 530/Brawijaya menceritakan bahwa surat perintah dari Pangkostrad kepada DanYon 530 itu dalam rangka penugasan yang disinggung Jendral Mursjid tadi, ternyata kemudian dibeli oleh Soeharto seharga Rp 20 juta.

Ratna Sari Dewi (mantan istri Bung Karo) pernah menyatakan: ?Sejak pagi 1 Oktober Soeharto sudah propaganda bahwa pelakunya PKI sepertinya dia sudah tahu semua seakan telah direncanakan. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana ia bisa menguasai Indonesia? Harus diingat system komunikasi saat itu belum seperti sekarang. Teleponnya belum lancar dan tak ada yang punya telepon genggam. Bagaimana dia bisa memecahkan masalah yang terjadi pada malam 30 September dan segera bertindak begitu cepat? Kalau belum tahu rencana G30S/PKI ia tidak mungkin bisa melakukannya.?

Dari kutipan buku Sejarah SMP kelas 3 tersebut diatas dengan pengakuan Ratna Sari Dewi kita dapat menarik menarik kesimpulan bahwa Soeharto sudah mengetahui akan terjadi gerakan 30 September yang dilakukan PKI.

Hal ini dibuktikan, mengapa begitu cepat dia mengambil keputusan dan mengumumkan ke seluruh rakyat Indonesia melalui RRI, bahwa telah terjadi peristiwa penculikan oleh gerakan kontra Revolusioner yang menamakan dirinya G30S padahal, alat komunikasi pada saat itu belum secanggih sekarang.

Fakta-fakta lain yang mampu mengungkap kebenaran ini tidak hanya sebatas fakta internal. Lebih dari itu kebenaran yang mulai terkuak mengejutkan masyarakat awam adalah ternayata Soeharto juga mempunyai hubungan dengan CIA. Hal ini terbukti dengan adanya satu kompi batalyon 454 Diponegoro Jawa Tengah dan satu kompi batalyon 530 Brawijaya Jawa Timur, yang secara terselubung digunakan Soeharto sebagai penggerak.

Soeharto disebut-sebut terlibat dalam peristiwa tragis itu. Oleh saksi dan sejumlah pelaku sejarah , serta sejarawan, dikatakan Soeharto mengetahui rencana penculikan para jenderal tapi tidak berusaha mencegahnya. Itulah salah satu titik kontroversi G30S. Buku yang terbit pertama kali pada 1999 ini menyebutkan ada enam titik kontroversi (hlm. 6-9).

Pertama, siapa dalang gerakan 1 Oktober 1965?

Kedua, mengapa Mayjen Soeharto menghalangi Mayjen Pranoto Reksosamodro menghadap Presiden Soekarno untuk didaulat menjadi Men/Pangad, jabatan yang ditinggalkan Letjen Ahmad Yani?

Ketiga, mengapa Soeharto seolah-olah mengulur waktu untuk merebut Gedung RRI dari tangan G30S?

Keempat, mengapa penggalian mayat para jenderal baru dilaksanakan pada 4 Oktober 1965, padahal lokasinya sudah diketahui pada 3 Oktober?

Kelima, adakah konspirasi antara Letkol Untung Syamsuri (pemimpin lapangan), Kolonel Latief, Sjam Kamaruzzaman, dan Mayjen Soeharto? Keenam, mengapa Ketua Partai Komunis Indonesia, D.N. Aidit, dibunuh ketika dia tertangkap di Boyolali, padahal kesaksiannya di pengadilan akan sangat membantu untuk menyingkap tabir G30S yang sebenarnya? Yang menarik pada buku ini adalah pengungkapan pertemuan Kolonel Latief dan Soeharto di RSAD Gatot Soebroto beberapa jam menjelang penculikan para jenderal. Waktu itu anak Soeharto yang berusia tiga tahun, Tommy, ketumpahan sup panas dan dilarikan ke rumah sakit itu. Di sana pada sekitar pukul 21.00, Latief menemui Soeharto. Menurut pengakuan Soeharto, dalam wawancara dengan surat kabar Del Spiegel Jerman Barat pada Juni 1970, kedatangan Latief untuk membunuhnya. �Tapi, nampaknya ia tidak melaksanakan berhubung kekhawatirannya melakukan di tempat umum,� ujar Soeharto. Pengakuan Soeharto itu bertentangan dengan jawaban yang diberikan kepada penulis bernama Brachman pada 1968, yang mengatakan bahwa Kolonel Latief datang untuk menanyakan kesehatan anaknya. �Saya terharu atas keprihatinannya,� kata Soeharto (hlm 18). Sementara itu, Latief sendiri mengatakan: �Yang sebenarnya saya pada malam itu di samping memang menengok putranda yang sedang terkena musibah itu, sekaligus saya melaporkan akan diadakannya gerakan pada esok pagi harinya untuk menggagalkan Coup d�Etat dari Dewan Jenderal, di mana beliau sudah tahu sebelumnya.� (hlm 20). Buku ini juga mengungkap kesaksian Boengkoes, yang muncul di media massa setelah Soeharto lengser.

Boengkoes adalah serma pelaku langsung G30S. Saat gerakan berlangsung ia mendapat tugas menangkap Mayjen MT Haryono. Kesaksian Boengkoes dalam buku ini merupakan kompilasi dari wawancara sejumlah media massa, setelah Boengkoes dibebaskan dari LP Cipinang pada 25 Maret 1999. Salah satu poin kesaksiannya adalah bahwa para jenderal itu tidak disiksa terlebih dahulu sebelum ditembak. Ini sangat berbeda dengan yang digembar-gemborkan Orde Baru bahwa para jenderal itu digambarkan disiksa bahkan dikatakan disayat-sayat, apalagi penis dipotong. �Para jenderal itu dipapah sampai bibir sumur baru kemudian ditembak,� ujarnya. Kesaksian Boengkoes mempertegas hasil Selain itu, kata Boengkoes, �Dan tidak benar kalau ada pesta dan nyanyi-nyanyi (seperti film tayangan TV).

Suasana saat itu benar-benar sepi�.� Masih ada sejumlah kesaksian pelaku sejarah mengenai G30S, yang menarik untuk diketahui sebagai perbandingan dengan sejarah G30S versi Orde Baru yang tidak akurat atau sengaja dipalsukan.

Mengungkap Fakta atau Rekayasa Tragedi 45 Tahun G-30S PKI Whooila! unik dan aneh
Reviewer: Administrator Whooila - ItemReviewed: Mengungkap Fakta atau Rekayasa Tragedi 45 Tahun G-30S PKI

Baca Selengkapnya : http://www.whooila.com/2010/10/mengungkap-fakta-atau-rekayasa-tragedi.html#ixzz2uYUxsfAs
Whooila! - Gudang Fakta Unik dan Aneh

Tidak ada komentar :

Posting Komentar